Thursday, April 16, 2009

Potret Seorang Guru

Di tumitnya tersoyat luka lama
dibaluti lumpur berduri
yang diwarisi dari turunan ketuanan bangsa
di betisnya darah dan nanah
telah lama kering membajai sawah ladang
sekangkang kera cuma.
DI pahanya tersirat parut luka
kesan ledakan peluru jepang dan komunis
sekepal dendam tertanam di dadanya
lalu dia berpesan: 'hartamu adalah negara'
terserlah di mukanya bulan pucat
tak bermaya menyapa:
Imimpimu adalah angan-angan belaka'.
Di kepalanya rambut jarang beruban
lambang kedewasaan. dan kematangan
subuh yang diredahnya hingga ke senja
kini terpancar mentari tengah malam di matanya
diam-diam ditelannya kemegahan itu
penuh kesyukuran dibisikkannya:
'semangatku, perjuanganku, semaianku,
berbuah rupanya engkau kini
anak-anak bangsaku!'

M. 'Ashikin
UTM jalan Gurney
Julai 1985

1 comment:

  1. nice poem from nice techer...... I think you'll have the best student for your nation....

    ReplyDelete